SULTRAWATCH.™, Tidak efektifnya penerapan aturan terkait Uang Kuliah Tunggal (UKT) di Universitas Halu Oleo kembali disuarakan. Kali ini puluhan mahasiswa dari Lingkar Studi Mahasiswa Indonesia (Lisuma) Sulawesi Tenggara mendatangi Kantor Kejaksaan Tinggi Sultra untuk meminta lembaga hukum tersebut, memeriksa Rektor UHO terkait penerapan UKT.
Diungkapkan Koordinatror aksi, Sukur Papakondo dalam orasinya, penerapan UKT di UHO selama ini banyak dikeluhkan mahasiswa. Sebab, program subsidi pendidikan tersebut dinilai tidak tepat sasaran. Karena seharusnya dengan aturan UKT maka mahasiswa tidak mampu akan membayar uang SPP lebih sedikit, namun faktanya tidak demikian.
Hingga hari ini, kata Sukur, banyak mahasiswa UHO dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang memutuskan berhenti kuliah karena UKT yang harus dibayarkannya ternyata cukup tinggi. Sementara itu, banyak juga mahasisiwa dengan ekonomi menengah ke atas yang justru memiliki kewajiban pembayaran UKT yang lebih rendah. Dugaan sementara, dalam pengelolaan UKT terdapat kongkalingkong dengan pejabat UHO.
"Banyak mahasiswa yang mengeluh terhadap penerapan UKT yang ditetapkan oleh UHO yang beralasan karena UKT tersebut begitu mahal sehingga banyak mahasiswa yang terbebani," ungkapnya.
Selain persoalan UKT, dalam aksinya ini Lisuma juga meminta kepada Kejati Sultra untuk segera memeriksa Kepala Asrama Mahasiswa Penerima Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin (Midikmisi) UHO, untuk menyelesaikan polemik pengelolaan Asrama Mahasiswa Bidikmisi.
Menurut Lisuma, pengelola anggaran bantuan pendidikan mahasiswa Bidikmisi di UHO ditudingtidak transparan. Sebab dalam penerapannya, terdapat begitu banyak potongan anggaran yang diterima mahasiswa yang tidak diketahui tujuan pemotongan tersebut.
Selain untuk Kejati Sultra, Lisuma juga menyampaikan tuntutan kepada Ombudsman RI Perwakilan Sultra segera memeriksa adanya dugaan pemalsuan gelar profesor oleh salah seorang dosen di UHO yang juga menjadi figur Calon Rektor.
Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 9: 45 Wita ini, masa Lisuma Sultra membakar Ban bekas di jalan depan kantor kejati Sultra. Untuk mengamankan jalannya aksi, aparat kepolisian diturunkan untuk melakukan penjagaan. [sultrakini.com]
Diungkapkan Koordinatror aksi, Sukur Papakondo dalam orasinya, penerapan UKT di UHO selama ini banyak dikeluhkan mahasiswa. Sebab, program subsidi pendidikan tersebut dinilai tidak tepat sasaran. Karena seharusnya dengan aturan UKT maka mahasiswa tidak mampu akan membayar uang SPP lebih sedikit, namun faktanya tidak demikian.
Hingga hari ini, kata Sukur, banyak mahasiswa UHO dari keluarga ekonomi menengah ke bawah yang memutuskan berhenti kuliah karena UKT yang harus dibayarkannya ternyata cukup tinggi. Sementara itu, banyak juga mahasisiwa dengan ekonomi menengah ke atas yang justru memiliki kewajiban pembayaran UKT yang lebih rendah. Dugaan sementara, dalam pengelolaan UKT terdapat kongkalingkong dengan pejabat UHO.
"Banyak mahasiswa yang mengeluh terhadap penerapan UKT yang ditetapkan oleh UHO yang beralasan karena UKT tersebut begitu mahal sehingga banyak mahasiswa yang terbebani," ungkapnya.
Selain persoalan UKT, dalam aksinya ini Lisuma juga meminta kepada Kejati Sultra untuk segera memeriksa Kepala Asrama Mahasiswa Penerima Bantuan Pendidikan Mahasiswa Miskin (Midikmisi) UHO, untuk menyelesaikan polemik pengelolaan Asrama Mahasiswa Bidikmisi.
Menurut Lisuma, pengelola anggaran bantuan pendidikan mahasiswa Bidikmisi di UHO ditudingtidak transparan. Sebab dalam penerapannya, terdapat begitu banyak potongan anggaran yang diterima mahasiswa yang tidak diketahui tujuan pemotongan tersebut.
Selain untuk Kejati Sultra, Lisuma juga menyampaikan tuntutan kepada Ombudsman RI Perwakilan Sultra segera memeriksa adanya dugaan pemalsuan gelar profesor oleh salah seorang dosen di UHO yang juga menjadi figur Calon Rektor.
Dalam aksi yang dimulai sekitar pukul 9: 45 Wita ini, masa Lisuma Sultra membakar Ban bekas di jalan depan kantor kejati Sultra. Untuk mengamankan jalannya aksi, aparat kepolisian diturunkan untuk melakukan penjagaan. [sultrakini.com]
0 komentar:
Posting Komentar