SULTRAWATCH.™, Hujan yang mengguyur Kota Kendari sekitar empat jam, Minggu 17 Juli 2016, membuat beberapa rumah yang terletak di Kompleks BTN DPRD Kelurahan Bende, Kecamatan Kadia, Kota Kendari digenangi banjir setinggi lutut orang dewasa.
Bahkan, salah satu rumah yang tergenang adalah milik mantan kandidat Wali Kota Kendari 2012 lalu, La Ode Magribi.
Ia mengaku heran dengan fenomena banjir yang baru pertama kali terjadi di kompleksnya.
“Sebelumnya tidak pernah seperti ini. Di sini, bebas banjir dulu,” ungkap Magribi usai membersihkan perabot yang sempat terkena genangan.
Menurut dia, yang menjadi penyebab terjadinya genangan di rumah warga adalah pembuatan drainase yang belum rampung dan hasil galian dibiarkan begitu saja tak terangkut.
Akibatnya, saat hujan, sampah tersumbat di galian tersebut dan air tidak bisa mengalir ke selokan dan akhirnya meluber ke jalan dan pemukiman warga.
“Masjid sampai ikut tergenang. Ini harus diselesaikan secara cepat. Bila tidak dituntaskan, maka banjir akan selalu menjadi ketakutan warga di sekitar sini,” tekannya.
Untuk membersihkan rumah dari genangan, masyarakat setempat bergotong royong menggunakan mesin penyedot untuk membuang air ke drainase.
“Di sini ada beberapa rumah yang tergenang. Di belakang juga pasti ada,” katanya.
Selain itu, titik banjir ikut terjadi di daerah Lepolepo atau di Jalan DI Pandjaitan sekitar Bundaran Pesawat. Di sini, hampir setiap saat hujan terjadi genangan yang bisa menghambat arus lalu lintas.
Bahkan, beberapa kendaraan yang menerobos genangan harus merelakan motornya mogok di tengah genangan. Akibatnya, kemacetan tak terhindarkan.
Salah satu warga bernama Udin mengaku, setiap hujan, di wilayah ini selalu tergenang.
“Sudah biasa mi di sini bos. Setiap hujan pasti tergenang menutupi badan jalan,” ungkapnya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada upaya dari pemerintah terkait masalah ini. Padahal, fenomena ini sudah berlangsung lam.
“Masih dibiarkan begini terus dan belum diselesaikan,” jelasnya.
Genangan air tidak hanya di situ. Di sekitar Jalan Abunawas Kecamatan Mandonga atau tepatnya di simpang belakang lampu merah MTQ Square, salah satu titik yang paling parah jika setiap hujan turun deras.
Bahkan, salah satu rumah yang tergenang adalah milik mantan kandidat Wali Kota Kendari 2012 lalu, La Ode Magribi.
Ia mengaku heran dengan fenomena banjir yang baru pertama kali terjadi di kompleksnya.
“Sebelumnya tidak pernah seperti ini. Di sini, bebas banjir dulu,” ungkap Magribi usai membersihkan perabot yang sempat terkena genangan.
Menurut dia, yang menjadi penyebab terjadinya genangan di rumah warga adalah pembuatan drainase yang belum rampung dan hasil galian dibiarkan begitu saja tak terangkut.
Akibatnya, saat hujan, sampah tersumbat di galian tersebut dan air tidak bisa mengalir ke selokan dan akhirnya meluber ke jalan dan pemukiman warga.
“Masjid sampai ikut tergenang. Ini harus diselesaikan secara cepat. Bila tidak dituntaskan, maka banjir akan selalu menjadi ketakutan warga di sekitar sini,” tekannya.
Untuk membersihkan rumah dari genangan, masyarakat setempat bergotong royong menggunakan mesin penyedot untuk membuang air ke drainase.
“Di sini ada beberapa rumah yang tergenang. Di belakang juga pasti ada,” katanya.
Selain itu, titik banjir ikut terjadi di daerah Lepolepo atau di Jalan DI Pandjaitan sekitar Bundaran Pesawat. Di sini, hampir setiap saat hujan terjadi genangan yang bisa menghambat arus lalu lintas.
Bahkan, beberapa kendaraan yang menerobos genangan harus merelakan motornya mogok di tengah genangan. Akibatnya, kemacetan tak terhindarkan.
Salah satu warga bernama Udin mengaku, setiap hujan, di wilayah ini selalu tergenang.
“Sudah biasa mi di sini bos. Setiap hujan pasti tergenang menutupi badan jalan,” ungkapnya.
Sejauh ini, kata dia, belum ada upaya dari pemerintah terkait masalah ini. Padahal, fenomena ini sudah berlangsung lam.
“Masih dibiarkan begini terus dan belum diselesaikan,” jelasnya.
Genangan air tidak hanya di situ. Di sekitar Jalan Abunawas Kecamatan Mandonga atau tepatnya di simpang belakang lampu merah MTQ Square, salah satu titik yang paling parah jika setiap hujan turun deras.
kabarkendari
0 komentar:
Posting Komentar